agoda

Ubud Tanah Elok Karya Sang Dewata

Ubud adalah pilihan wisata non pantai. Maka, wisatawan akan menemukan hawa sejuk khas dataran tinggi yang melimpah vegetasi. Nuansa pedesaan amat terasa, terasering yang membentang ibarat lukisan semesta, juga sungai yang meliuk bagaikan ular raksasa. Semua adalah karya agung sang dewata.

Dari Bandara Ngurah Rai Denpasar Bali, kawasan Ubud bisa dicapai hanya dalam waktu 45 menit. Jarak sejauh kurang lebih 40 kilometer antara Bandara ke Ubud Tengah tidak akan pernah membosankan untuk dinikmati. Jika berangkat dari kota Denpasar, jarak Ubud lebih dekat yakni 30 kilometer dan bisa ditempuh sekitar 1 jam. Jika menginap di Kawasan Seminyak, maka untuk mencapai Ubud Tengah menempuh jarak 32 kilometer dengan waktu tempuh rata-rata 1 jam 15 menit.

Ubud bisa disebut sebagai rumah para seniman. Di sana mereka melahirkan banyak sekali karya dan hal itu sudah dikenal sejak tahun 1930-an. Adalah keluarga kerajaan Ubud yang menjadi anggota Volksraad (DPR) di Batavia sebagai penggerak para seniman dan budaya lokal. Bahkan pernah membawa Ubud ke festival bergengsi pada tahun 1931 di Eropa. Misi kesenian budaya sampai kuliner ini rupanya menggemparkan Eropa. Sejak saat itu nama Ubud dan Bali dikenal dunia internasional.

Ubud masuk ke dalam wilayah Kabupaten Gianyar yang dikenal memiliki alam yang indah dan kaya akan seniman berbakat. Karya tersebut bisa dilihat dari landmark berupa berderet pura tradisional Hindu, museum seni dan istana Kerajaan Gianyar yang berada di Ubud. Tidak berlebihan jika Ubud disebut sebagai pusat budaya dan seni pulau dewata.

ubud bali

 
Alam dan Pemandangan

Tanah Ubud yang berkontur adalah topografi dari punggungan gunung Batur yang terletak di utara. Ketinggian wilayah mencapai lebih dari 300 mdpl merupakan tanah subur bagi habitat beragam flora dan fauna. Dari gunung Batur mengalir sungai yang menjadi ekosistem alam indah sekaligus menghidupi berhektar subak.

Itulah makanya Ubud menawarkan pemandangan dalam segala macam visualnya. Punggung bukit yang asri, sawah berundak yang elok, serta sungai yang masih alami adalah alam yang ditawarkan.

Seni dan Budaya

Seni dan tradisi masyarakat yang menjadi nafas sehari-hari warganya, menjadikan Ubud sebagai oase bagi wisatawan yang ingin sejenak menepi dari kehidupan modern yang menyesakkan. Setiap sudut Ubud menawarkan keunikan yang memberikan wisata bagi jiwa para tamunya.

Menjalani hari di tengah masyarakat Ubud yang masih teguh memegang tradisi dalam keseharian menjadi pengalaman yang tidak terlupakan. Ritual harian warga Ubud bisa dengan mudah ditemukan di pura-pura yang berserak di kawasan Ubud, baik yang umurnya baru belasan tahun maupun yang berumur ratusan tahun.

Atraksi dan Tantangan

Sejumlah atraksi digelar untuk melengkapi keunikan Ubud, sebut saja arung jeram Sungai Ayung, wisata Taman Burung Bali. Terakhir, salah satu aktivitas liburan di Ubud Bali yang terus populer adalah wahana Bali swing. Wahana swing di Ubud ini merupakan salah satu yang paling dikenal, karena berada di tempat yang sangat elok.

Sejarah Ubud

Sejarah Ubud dimulai pada abad ke-8 Masehi. Pada acara Art, Culture, Culinary, Community Gathering Shrida Taste of Ubud, Juni 2019 diungkapkan, kisah Resi Markendya asal Dataran Tinggi Dieng (Jawa Tengah) melakukan perjalanan menemukan Gunung Agung (Bali).

Dalam perjalanan, banyak pengikutnya yang sakit dan baru sembuh setelah melakukan ritual penyucian diri di Sungai Wos Campuhan Ubud. Di tempat ini berpadu dua aliran sungai yang dinamakan secara spiritual Silukat dan Sudamala.

Dinasti Sukawati yang berkembang pada abad 17, menjadi salah satu peletak dasar Ubud sekarang. Salah satu putra Raja Sukawati membangun kerajaan kecil di Desa Peliatan
yang membawahi Ubud. Putra-putra dari kerajaan kecil Peliatan ini membangun puri- puri sebagai penguasa wilayah beberapa desa seperti jabatan manca dan punggawa.

Salah seorang keturunan Sukawati, yaitu Tjokorde Gede Raka Sukawati lah yang berhasil membujuk Walter Spies untuk tinggal di Ubud. Pelukis kelahiran Jerman ini menetap di Ubud pada 1927 tepatnya di Campuhan yang sekarang dikenal sebagai salah satu pusat seni di Bali.

Tangan dingin Walter Spies, mampu mengangkat seni tradisional Bali. Tak hanya seni lukis, dan pematung, Spies juga memberi sentuhannya pada seni tari. Beberapa tarian yang dikreasi Spies antara lain Kecak, Calon Arang, hingga Gambuh.

bali

 
Adapun Pilihan Wisata Petualangan di Ubud

1. SWINGING

Merupakan petualangan di Ubud, tepatnya kawasan di Satria Coffee Plantation. Di sini, pengunjung tidak hanya menikmati kopi dan melihat bagaimana kopi disajikan. Mereka juga ditantang bermain ayunan raksasa. Ayunan yang bisa menerbangkan orang beberapa puluh meter ke udara.

Dibutuhkan empat sampai lima laki-laki dewasa untuk “menerbangkan” satu orang ke posisi tertinggi ayunan raksasa tersebut. Mereka menarik sekuat tenaga tali ayunan, lalu melepaskan secara bersamaan. Dan terayunlah siapa saja yang memiliki mental tak takut ketinggian.

Lokasi swing ternyata bisa ditemui di tempat lain. Misalnya Bongkasa Abiansemal, yang berayun di atas tebing. Tempat ini lebih dikenal sebagai Bali Swing Ubud.

Bali Swing yang cukup mendebarkan dan memacu adrenalin ini mulai memviral sejak 2017, dan kini menjadi salah satu aktivitas favorit bagi wisatawan yang berlibur ke Bali. Aktifitas ini menggenapi atraksi yang sudah terlebih dulu ada. Meski tampak gampang, tapi tak sedikit wisatawan yang terpaksa menutup mata.

Mencoba berayun dengan ayunan raksasa pantas membuat was-was. Bagaimana tidak, bergantung pada dua utas tali dan lembah curam menunggu di bawah. Tapi justru di situlah serunya. Sensasi luar biasa akan terasa saat ayunan mulai bergerak semakin lama semakin cepat.

Bali Swing Ubud memiliki 15 ayunan untuk 1 orang dengan banyak pilihan ketinggian ayunan. Tersedia ayunan dengan ketinggian 10 meter, 15 meter, 20 meter dan 78 meter dari atas tanah. Ketinggian yang berbeda akan menawarkan sensasi yang berbeda juga.

2. ARUNG JERAM

ARUNG JERAM (rafting) di Sungai Ayung sudah tidak asing lagi bagi wisatawan yang berkunjung ke Bali. Memiliki panjang 62,5 kilometer, Sungai Ayung termasuk sungai terpanjang di Bali. Penyedia jasa arung jeram biasanya hanya menyediakan arung jeram yang menempuh jalur dengan panjang tertentu, yakni 10-15 kilometer.

Sungai yang bermuara di Sanur ini cocok bagi pemula yang ingin menjajal tantangan arum jeram. Lintasan jeramnya masuk grade II – III sehingga relatif aman untuk mereka yang belum terlalu berpengalaman. Pada titik tertentu, akan ditemui spot jeram yang lumayan menguji nyali.

Di sepanjang trek yang ada, tersuguh pemandangan yang memikat. Salah satunya adalah relief kisah Ramayana di sepanjang 1 kilometer dinding sungai. Di spot lain pengunjung bisa menyaksikan barisan resort, villa dan hotel-hotel ternama yang hadir dengan gaya arsitektur yang sedap dipandang mata.

Selain itu, masih ada air terjun dengan pemandangan memikat. Jadi dijamin tidak bakal bosan dan tidak akan sia-sia menghabiskan waktu hingga 2 jam hanya untuk mendayung saja.

3. TREKKING

CARA TERBAIK menikmati alam dan pedesaan Ubud adalah dengan berjalan kaki. Setiap tersembunyi. Lokasinya tidak jauh dari resto Sari Organik. Setelah mencapai restoran lantas langkah niscaya mengantarkan wisatawan menemukan sisi terdalam kisah alam dan manusia. Paling tidak Ubud menyediakan lima jalur trekking.

Pertama di Bukit Campuhan. Nama ini berasal dari bahasa Bali, tjampuhan yang berarti sebagai tempat bertemunya dua sungai. Bukit Campuhan dikenal dengan pemandangannya yang memikat. Tersedia jalur pejalan kaki yang membuat aktivitas trekking dapat dilakukan dengan sangat nyaman. Jika ingin suasana yang lebih keren, cobalah datang menjelang matahari terbenam. Menikmati di Bukit Campuhan akan mampu menghadirkan cinta yang mendalam.

Berikutnya jalan Subak Sok Wayah. Wisatawan diajak menyusuri persawahan menuju salah satu restoran vegetarian terbaik di Ubud, Sari Organik. Hamparan sawah menghijau menjadi hiburan tersendiri selama berjalan-jalan di sini.

Jalan Kajeng adalah alternatif lainnya. Untuk menemukan rute ini, memang perlu sedikit perjuangan karena lokasinya yang agak ke arah kanan sebelum mencapai Starbucks. Dari situ, ada sebuah jembatan dengan jalur berukuran kecil dan menanjak. Jalur ini terlihat sebagai jalan buntu. Namun, pemandangan di baliknya bakal membuat terpesona.

Kalau ingin mencicipi pematang ada Ubud rice terrace walk. Ada banyak penyedia layanan yang menawarkan tur trekking menjelajahi terasering sawah di Ubud. Biayanya juga sangat terjangkau. Namun, pengunjung dapat pula memilih untuk menjangkau rute ini sendiri, cukup dengan menuju ke Jl. Andong. Dari sini bisa melanjutkan perjalanan ke arah utara.

Pilihan lain untuk menikmati sisi budaya adalah di Desa Penglipuran Ubud. Desa yang satu ini kerap disebut sebagai salah satu desa terindah di dunia dan dikenal sebagai salah satu desa wisata yang masih mempertahankan budaya warisan para leluhur. Oleh karena itu, Desa Penglipuran secara khusus begitu ramai ketika perayaan hari raya keagamaan seperti Kuningan ataupun Galungan.

Dan masih banyak wista petualangan yang bisa di lakukan. 
Sumber Artikel: Wonderful Indonesia

Post a Comment

0 Comments